:: C' e s t L a V i e ::

Wednesday, July 20, 2005

3 Ekor Ikan...

Konon, di sebuah kolam tinggal 3 ekor ikan: Si Pandai, Si Agak Pandai, dan Si Bodoh. Kehidupan mereka berlangsung biasa saja seperti ikan-ikan yang lain, sampai pada suatu hari ketika kolam itu kedatangan seorang nelayan - seorang manusia.

Nelayan itu membawa jala; dan Si Pandai melihatnya dari dalam air. Berbekalkan pengalamannya, cerita-cerita yang pernah didengarnya, dan kecerdikannya, Si Pandai memutuskan untuk melakukan sesuatu.

"Hampir tiada tempat berlindung di kolam ini," fikirnya "Jadi saya akan pura-pura mati saja."
Lantas, Si Pandai mengumpulkan segenap tenaganya dan meloncat ke luar kolam, jatuh tepat di kaki nelayan itu. Tentu saja si Nelayan terkejut. Kerana ikan tersebut menahan nafas, nelayan itu mengiranya mati; ia pun melemparkan ikan itu kembali ke dalam kolam. Ikan itu kemudian meluncur tenang dan bersembunyi di sebuah ceruk kecil dekat pinggir kolam.

Ikan yang kedua, Si Agak-Pandai, tidak begitu memahami apa yang telah terjadi. Ia pun berenang mendekati Si Pandai dan menanyakan hal itu.

"Senang saja. Saya pura-pura mati, dan nelayan itu melemparkan aku kembali ke kolam," kata Si Pandai.

Si Agak-Pandai itu pun segera melompat ke darat, jatuh dekat kaki nelayan.

"Aneh," fikir nelayan itu, "Ikan-ikan ini berloncatan keluar dari air."

Namun, Si Agak Pandai ini ternyata lupa menahan nafas, dan iapun dimasukkan ke dalam raga.
Ia kembali mengamat-amati kolam, dan kerana agak hairan memikirkan ikan-ikan yang berloncatan ke darat, ia pun lupa menutup raganya. Menyedari hal ini, Si Agak Pandai berusaha melepaskan diri ke luar dari raga, membolak-balikkan badannya, dan masuk kembali ke dalam kolam. Ia mencari-cari ikan pertama yakni Si Pandai, lalu ikut bersembunyi di dekatnya - nafasnya terengah-engah.

Dan ikan ketiga, Si Bodoh, tidak mampu mengambil pelajaran dari segala yang dilihatnya itu, meskipun ia telah mengetahui pengalaman kedua-dua ikan sebelumnya. Si Pandai dan Si Agak-Pandai memberi penjelasan secara terperinci, menekankan pentingnya menahan nafas agar di....................

"Terima kasih! Saya sudah mengerti," kata Si Bodoh.

Sehabis mengucapkan katanya itu, Si Bodoh pun melemparkan dirinya ke darat, jatuh tepat dekat di kaki nelayan. Si nelayan langsung memasukkan ikan ketiga itu ke dalam raganya tanpa memperhatikan apakah ikan itu masih bernafas atau tidak. Dan raganya sekarang tertutup rapat. Berulangkali si nelayan melemparkan jalanya ke dalam kolam, namun kedua-dua ikan yang pertama tadi dengan aman bersembunyi di ceruk kolam.

Akhirnya nelayan itu menghentikan usahanya. Ia membuka raganya, dan menyedari bahawa ternyata ikan yang di dalamnya tidak bernafas. Ikan itupun dibawanya pulang untuk makanan kucing.

Catatan:

Sahabat; hidup ini benar-benar bukanlah sesuatu yang mudah. Melayari bahtera hidup perlu disesuaikan dengan kemampuan diri kita. Hanya orang-orang yang bijak akan mengatur hidupnya sebagai ladang menyemai bekalan ukhrawi. Orang bijak tidak akan tertipu oleh indahnya duniawi. Kerana seorang yang bijak tidak akan berfikir singkat.

Sahabat; syaitan tidak pernah jemu menjerat manusia. Itulah janjinya. Usah biarkan diri kalian menjadi mangsa jeratan syaitan. Didiklah hati dengan sebaik-baik didikan yakni didikan al-Quran dan as-Sunnah. Hati yang malang adalah hati yang silau oleh nafsu dalam mencari kebenaran.

Sahabat; kita ada pilihan, sama ada menjadi manusia yang bijak, yang agak bijak atau yang tidak bijak. Tuhan itu selayaknya Dia menentukan setiap sesuatu, tetapi kita tetap diberi pilihan. Kita sebagai manusia mempunyai pilihan untuk memilih jalan kebaikan mahupun jalan kejahatan. Dengan sebab itu, ilmu, keluarga, persekitaran yang baik dan kekuatan akhlak adalah faktor yang mempengaruhi kita memilih jalan kehidupan kita.

Rumusannya, untuk memahami sesuatu, perlu kepada ilmu, untuk menilai sesuatu juga perlu kepada ilmu. Dan untuk mendapatkan yang terbaik, perlu kepada ilmu. Maka, tuntutlah ilmu tanpa rasa jemu. Semoga bahagia sentiasa bertamu.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home